Pages

Sabtu, 01 November 2014

Nanti, Kau Pasti Akan Sendiri



Tak ada yang akan mampu berbohong, jika jauh dari orang yang disayangi adalah bagian dari rasa sakit terburuk yang pernah terlahir ke muka bumi. Entah itu karena orang yang (nyata) sudah mengambil bagian penting dalam hidupmu-seperti ibu, ayah, adik, kakak, teman atau kekasih.  Ataupun mereka yang hanya kau simpan dalam bola matamu, yang diam-diam kau titipkan rindu, kau kirimkan doa dan kau puja dalam diam yang manis. Jauh dari mereka adalah rasa sakit yang bukan main; perih saat kau mengingat, pilu saat kau mengeja namanya pelan, dan ngilu saat kau utarakan rindu; meski sayup tak terdengar.
-kupanggil ia; Rindu-

Ya, hari demi hari yang kau jalani dalam hidup pasti akan mengantarkanmu pada banyak sosok, disengaja atau tidak. Sesepi apapun kehidupanmu, pasti kau tak sendiri. Ada lalulalang orang yang mendampingi pada banyak peristiwa, melemahkan atau menguatkanmu untuk setia bersama hidup. Lalulalang orang yang juga mengantarkanmu pada banyak proses; diinginkan atau tidak ia, penting atau tidak penting ia, berarti atau tidak berarti ia, menyenangkan atau menjengkelkan ia, tapi merekalah yang sedang (setia) lalulalang dalam kehidupanmu yang masih akan berjalan dan sedang menggiringmu perlahan pada kata “sampai”; tujuan akhir dari hidupmu. Ya, aku masih percaya, sesepi apapun kehidupan yang kita miliki, kita tak sendiri.

Diantara lalulalang sosok/orang/rupa/aroma/nafas itu kau pasti menaruh harap pada, satu, dua, tiga, atau lebih dari mereka untuk mau singgah dan bertahan lama pada tiap amukan badai yang kerap berkelahi dengan hari-harimu. Tak ada anak yang mau kehilangan orangtuannya, kehilangan sosok yang akan ia panggil dengan sapaan “Ibu”-“Ayah”. Tak ada kakak yang ingin adiknya menjauh, tak ada adik yang ingin kakaknya tak lagi bisa jadi tempat ia berlindung dari garangnya hari. Tak ada yang ingin kesepian karena kehilangan sosok yang sudah ia labeli dengan kata “sahabat”. Tak ada kekasih yang ingin patah hati. Ya, merekalah orang-orang yang kerap kau titipkan “harapan” agar mereka bertahan lama untuk melihat prosesmu. Tapi ya, itu adalah perkara harapan. 

Bukankah harapan akan mendekatkanmu pada kenyataan buruk, seperti halnya ia mendekatkanmu pada apa yang sedang kau harapkan. Tak ada yang tahu apa yang disimpan waktu untuk masing-masing harapan

Semua mungkin saja terjadi tidak seperti apa yang diharapankan; lebih baik atau lebih buruk. Semua bisa saja tak sesuai harapan. Bisa saja mereka yang kau harapkan ada dan hadir malah akan mengantarkanmu pada kesepian panjang yang tumbuh dan beranak pinak dari rindu yang tak usai. Rindu tak bisa bersamanya, tak bisa mendengar suaranya, tak bisa melihatnya, bahkan untuk berkata “rindu” saja kau “bisu”. Ya, dari rindulah pesakitan dan kesepian kerap menjalar. 

Aku memang percaya bahwa; sesepi apapun kehidupan yang kita miliki, kita tak sendiri. Tapi jauh dibalik percaya itu, aku meyakini satu hal; “nanti, kau pasti akan sendiri”. Kau tak akan bisa memboyong mereka semua di garis akhir, di garis “finish” kehidupanmu. Seperti seorang pelari. Ada pelatih yang sedianya menjadi orang paling lantang berteriak saat latihan di hari-hari sebelum perlombaan. Atau bahkan ia masih saja menjadi orang yang teriaknya paling lantang saat sang pelari sudah memasuki arena perlombaan dan mengayunkan kakinya dengan sekuat tenaga-sekencang-kencangnya. Atau jauh di lubuk hati sang pelari, ada ibunya, ayahnya, saudaranya, temanya, kekasihnya, yang menjadi alasannya berlari. Namun tetap sang pelari akan tetap berlari sendiri di arena perlombaan, dan jika berhasil, ia juga tak bisa memboyong mereka yang ada dibalik keberhasilan itu untuk memutus bentangan tali/pita di garis finish sebagai pertanda ia menang. Cukup senyum yang kerap berbinar di tribun penonton, pertanda bahwa mereka ikut menjadi bagian dari kemenangan itu. Ya, aku percaya, nanti kita pasti sendiri.

Di balik harimu yang ramai; dipenuhi banyak orang, kau sebenarnya sendiri. Sekeras apapun mereka mengajarkanmu tentang hidup, mendiktemu tentang semua yang baik, menjauhkanmu dari hal buruk, menguatkanmu saat kau jatuh,  tapi semua akan berpulang pada dirimu. Karena hidup milik masing-masing. Dalam hidup kau tak diizinkan berduet seperti di pentas dangdut. Dalam hidup kau juga tak diizinkan menjadi duo atau grup seperti dalam festival musik yang megah, meski hidup hampir mirip dengan pentas dangdut yang heboh dan festival musik yang riuh. Sedianya kau tetap akan menjadi single fighter, hingga nanti kau akan menjadi  single winner atau single loser.

Percayalah, sekeras apapun mereka yang kerap kau rindukan itu memberikan dan mendoakan yang terbaik bagi hidupmu, tapi Tuhan akan lebih percaya pada usaha dan  doa-doamu.
Teruslah menaruh harap dan menjaga rindu pada mereka, tapi belajar keraslah untuk percaya bahwa kesepian panjang tak lebih penting dari memaknai hidup  yang  lambat laun sedang mengantarkanmu pada kesendirian. Walaupun kau tak mampu berbohong bahwa jauh dari orang yang disayangi adalah bagian dari rasa sakit terburuk yang pernah terlahir ke muka bumi, tapi kau harusnya tak perlu merasa canggung dan enggan karena nanti kau juga akan sendiri. 

Kau hanya perlu tahu cara menikmati rindu, sembari menjadi single fighter untuk hidupmu. 

DuniaKata.yo.sinta
di awal November 2014

*Tulisan ini untuk seseorang yang telah mengajarkan banyak hal dalam hidupku hampir satu tahun belakangan. Tulisan ini, juga hasil belajarku dari sosoknya yang teramat cerdas (hingga sangat jarang bisa ”kutakhlukkan” keliarannya berpikir dan bertindak). Meski kali ini ia memberikan cara belajar yang berbeda; tidak dari diskusi panjang  atau tidak dari perdebatan yang kerap tak ber-ending. Aku (masih) akan berterimakasih. (masih) ia yang memberikan banyak pelajaran baru untuk hidupku, meski (bukan lagi) ia yang sedang berdialog dengan mataku seperti waktu-waktu sebelumnya.  

Terimakasih telah mengajarkanku untuk bisa berjalan sendiri.
Meski aku belum tahu, aku sampai atau tidak. Aku menang atau kalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu

Pages - Menu

Popular Posts

Blogger news

Blogger templates

 

Template by BloggerCandy.com